Posted by Desinta Wp | File under :
Tadinya ku kira, di tahun 2009 ini sudah tidak ada lagi anak muda yang gaptek tentang internet. Tapi ternyata aku salah. Buktinya banyak anak-anak lulus SMU yang masih kerepotan ketika pengen mendaftar STAN lewat internet. Kesannya malah begitu ngerepotin. Tanya ini itu. Padahal menurutku yang ditanyain itu hanya hal-hal standar yang mustinya mereka sudah tau, semisal kenapa ada kolom username dan password dalam form pendaftaran. Kenapa ada keterangan username tidak tersedia. Kenapa nama yang sudah didaftarkan tidak bisa didaftarkan untuk yang kedua kali.

Di lain pihak, aku sempat keheranan melihat anak-anak SD yang sudah begitu familiar dengan internet. Mereka begitu antusias ke warnet setiap hari. Meskipun sebagian besar kegiatan anak-anak itu relatif sederhana seperti main game atau mendengarkan musik lewat winamp, tapi ada juga yang sudah mulai membuka situs-situs dewasa, termasuk hentai, gambar porno dalam bentuk animasi. Lalu bagaimana mungkin anak-anak muda yang pendidikannnya sudah jauh lebih tinggi, yaitu SMU bisa kalah dengan anak-anak kecil itu?

Maaf ya, bukannya aku ingin menghina ataupun merendahkan mereka. Hanya saja menurutku hal itu memang aneh. Apalagi jaman sekarang di setiap sekolahan pasti sudah ada pelajaran komputer, tidak seperti ketika aku SMU dulu. Warnet-warnet juga sudah mulai tersebar di pelosok desa, bukan lagi monopoli daerah perkotaan. Jadi rasanya memang tidak ada alasan bagi mereka untuk merasa terpinggirkan dalam hal kemajuan tekhnologi. Belum lagi koneksi internet yang dengan gampangnya bisa diakses lewat handphone. Coba cek anak muda mana yang sekarang ini tidak mempunyai handphone. Mungkin perbandingannya adalah seribu satu. Keadaan yang sangat berbeda jauh dengan masa mudaku dulu. Tapi hal tersebut tak membuatku buta informasi dan ketinggalan tekhnologi. Buktinya sejak tahun 2001 aku sudah akrab dengan internet seperti email dan chatting. Padahal saat masih duduk di bangku SMU dulu aku justru tak mendapat pelajaran komputer. Belum semua sekolah mampu membuat lab komputer seperti sekarang. Pelajaran internet pun pertama kali kuterima saat aku masih diploma satu. Itupun dengan jumlah pertemuan yang bisa dihitung dengan jari. Selebihnya hanyalah otodidak. Praktek di lapangan. Mulai rajin ngetem di warnet meski cuma buat chatting. Atau ngetem di rentalan komputer. Dan hal itu justru membuatku lebih menguasai komputer dan internet dibanding saat duduk di dalam kelas. Rasanya benar juga jika ada yang bilang, setiap teori menjadi tidak berguna ketika tidak diimbangi dengan adanya praktek.

Jadi kesimpulannya, kita tidak akan pernah bisa maju kalau kita tidak kreatif dan mempunyai inisiatif untuk mencoba hal-hal yang baru. Banyak keahlian atau skill tercipta bukan dari bangku pendidikan tapi justru dari lapangan dengan belajar secara otodidak. Meski mungkin kita tetap perlu tanya-tanya pada orang lain yang lebih mengerti dan paham akan hal tersebut. Seperti kata pepatah lama, malu bertanya sesat di jalan. Dan begitulah seharusnya kita.

0 comments:

Post a Comment