Posted by Desinta Wp | File under :
Sebenarnya saya tidak pandai mereview apalagi membuat resensi sebuah buku. Tapi kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang novel terbaru Dan Brown, penulis Amerika yang sudah berhasil membuat saya kepincut dengan karya-karyanya. Setelah Digital Fortress, Angels and Demons, Deception Point dan The Da Vinci Code, tahun 2009 kemarin Dan Brown kembali menerbitkan novel baru berjudul The Lost Symbol. Novel ini merupakan novel ketiga Dan Brown yang melibatkan tokoh Robert Langdon, seorang dosen symbologi dari Universitas Harvard setelah Angels and Demons dan The Da Vinci Code. Dan seperti dua novel sebelumnya tersebut, novel ini pun berisi tentang misteri dari arti-arti simbol kuno yang ada di Amerika. Dan kali ini, misteri yang diungkapkan adalah misteri tentang persaudaraan mason (saya sendiri tidak tau apa itu mason :D).

Seperti biasa, novel ini pun diawali dengan sebuah tragedi. Hanya kali ini tragedi itu bukanlah penemuan sebuah mayat seorang tokoh penting, melainkan hanya potongan telapak tangan yang dikenali sebagai tangan seorang anggota tertinggi di mason (yang ini rasanya lebih ngeri daripada mayat). Lebih parah lagi, di tangan itu terdapat beberapa tato yang merupakan simbol-simbol. Disinilah peran Langdon sebagai ahli simbol terkenal dibutuhkan untuk memecahkan misteri dari kejahatan tersebut. Dan dari proses pemecahan misteri itulah seperti biasa kita akan mendapatkan banyak pengetahuan baru berhubungan dengan Amerika dan rahasia-rahasianya, yang menurut saya jarang terpikirkan oleh kita selama ini.

Menurut saya pribadi, hal yang paling menarik dari novel The Lost Symbol ini adalah muatan religius yang terkandung di dalamnya. Sebuah kepercayaan yang mengakui adanya kekuatan gaib yang tidak terlihat dan berasal dari satu sumber, yaitu Tuhan. Tuhan yang tidak sama dengan manusia. Dan kepercayaan itulah yang sebenarnya menjadi misteri kuno yang dilindungi oleh kelompok persaudaraan mason tersebut. Kebenaran sejati yang harus tetap disimpan dan dillindungi agar tidak punah. Hanya satu hal yang membuat saya tidak mengerti, kenapa kebenaran yang sejati itu harus disembunyikan, hingga hanya sedikit orang saja yang tahu rahasianya? Kenapa justru tidak disebarkan, agar semua orang bisa kembali ke jalan yang benar? Seperti  kewajiban dakwah bagi setiap umat muslim misalnya, yaitu menyampaikan kebenaran kepada sesamanya, bukan justru menyembunyikannya.

Selain itu, di novel ini juga disinggung-singgung soal ilmu baru bernama Noetic yang sedang dikembangkan oleh tokoh bernama Katherine. Saya sendiri tidak begitu paham soal ilmu ini, tetapi Katherine banyak mengungkapkan tentang keajaiban pikiran atau benak manusia hingga menganggap pikiran manusia mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi dunia, bahkan bisa merancang kenyataan. Entah bagaimana pengertian yang akan disampaikan sebenarnya, tetapi rasanya terlalu berlebihan jika dalam suatu kesempatan dia berkata, "Tuhan itu jamak, karena benak manusia jamak.." Mungkin hendak berkata bahwa Tuhan menjelma dalam berbagai bentuk, hadir dalam banyak hal, tapi bukan berarti Tuhan itu lebih dari satu.

Apapun persepsi pembaca tentang novel ini, adalah hal yang sangat menarik ketika mengetahui bahwa para pendiri Amerika adalah orang-orang yang sebenarnya sangat religius dan sangat percaya dengan kekuatan Tuhan, juga adanya kehidupan setelah mati yang jalannya harus mulai ditempuh dan diusahakan semenjak masih hidup. Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan bahwa yang mereka sebut sebagai kebijakan kuno yang sangat dilindungi agar tidak punah dan diyakini sebagai kata yang hilang, sebenarnya adalah sebuah kitab suci. Walaupun mungkin potret kehidupan itu telah jauh berbeda dengan keadaan Amerika yang sekarang.

0 comments:

Post a Comment